Sabtu, 02 Oktober 2010

orientasi teoritis dalam dinamika kelompok

Menurut Margono Slamet, ada 8 (delapan) unsur-unsur dinamika kelompok, yaitu:
(1) tujuan kelompok,
Kohesivitas dan Tujuan Kelompok
Akibat pada tujuan kelompok terhadap produktivitas tergantung pada komitmen anggota terhadap kelompok dan tujuan kelompok. Jika kohesivitas kelompok begitu kuat maka motif-motif individu akan diganti oleh motif yang berorientasi pada kelompok. Hasrat anggota pun makin besar untuk mensukseskan kelompoknya. Hasil survey pada 5871 pekerja pabrik di 2228 kelompok menghasilkan hipotesis sebagai berikut: “selama norma kelompok mendorong produktivitas yang tinggi maka kohesivitas dan produktivitas secara positif berhubungan (makin kohesif suatu kelompok, makin besar produktivitas), tetapi
jika norma kelompok mendorong produktivitas yang rendah maka hubungannya
negatif”.
Tujuan kelompok
Tujuan kelompok harus dijabarkan secara jelas, yaitu:
1. ada kriteria keberhasilan
2. ada sarana untuk pencapaiannya
Menetapkan Tujuan Kelompok
Level of aspiration theory (Lewin) : bagaimana seseorang mengeset tujuan untuk dirinya dan kelompoknya, apakah harus susah sekali / mudah sekali - Orang memasuki situasi prestasi (achievement situation) dengan hasil ideal dibenaknya. Setelah mengalami kejadian tertentu, maka orang tersebut akan merevisi hasil ideal tersebut dan disesuaikan dengan harapan yang lebih realistic - LOA (level of aspiration) yaitu kompromi antara tujuan ideal dan harapan yang lebih realistik
(2) struktur kelompok,
PEMBENTUKAN STRUKTUR KELOMPOK
1. Peran (role)
Peran (role) merupakan perilaku yang biasanya ditampilkan orang sebagai anggota kelompok yang menyediakan basis harapan berkaitan dengan perilaku orang dalam posisi yang bervariasi dalam kelompok.
Perbedaan peran :
􀂃 Task roles → tugas
􀂃 Socioemotional roles → sosioemosi
Teori 3 dimensi peran :
a. dominance – submission
b. friendly – unfriendly
c. instrumentally controlled – emotionally eupressive
Konflik peran :
􀂾 interrole : konflik antara 2 atau lebih peran yang dijalani oleh 1 orang
􀂾 intrarole : konflik antara peran 1 orang dengan peran orang lain
2. Norma (norm)
Norma (norm) merupakan aturan-aturan yang menggambarkan tindakan-tindakan yang seharusnya diambil oleh anggota kelompok.
3. Hubungan antar anggota
→ otoritas, hubungan ketertarikan, hubungan komunikasi
(3) fungsi tugas,
Tipologi tugas dari Steiner didasarkan pada kombinasi antara:
- jenis-jenis tugas yang dapat dibagi
- jenis-jenis hasil yang diinginkan
- prosedur-prosedur individu dalam memberi masukan
Klasifikasi tugas penting karena:
􀀹 tipe tipe tugas yang berbeda memerlukan sumber daya yang berbeda
􀀹 jika anggota kelompok mempunyai sumberdaya tersebut maka akan
sukses
Tipologi tugas menurut Steiner
1. Divisible : subtugas dapat dibagi-bagi kepada beberapa anggota
2. Unitary >< divisible : satu tugas hanya dikerjakan satu orang saja
3. Maximazing : yang diutamakan adalah produk atau kuantitas maksimal
4. Optimazing : yang terutama adalah kinerja atau kualitas optimum
5. Additive : adanya penambahan input individual untuk menghasilkan produk kelompok
6.Compensatory : rata-rata penilaian individu untuk menghasilkan produk kelompok
7. Disjunctive : kelompok harus mempunyai satu jawaban spesifik terhadap tipe masalah ya atau tidak
8. Conjuctive : semua anggota harus melakukan tindakan yang spesifik sebelum tugas selesai dengan sempurna
9. Discretionary : jika anggota bebas memilih, metode mana yang disukainya dengan mengkombinasikan input individualnya
(4) mengembangkan dan membina kelompok,
(5) kekompakan kelompok,
(6) suasana kelompok,
(7) tekanan pada kelompok, dan
(8) efektivitas kelompok.
Sedangkan menurut Cartwright dan Zander, unsur-unsur dinamika kelompok adalah:
(1) group goals,
(2) group unity,
(3) group structure,
(4) task function of group,
(5) group building and maintenance,
(6) group atmosphere,
(7) group pressure,
(8) group effectiveness.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar