Minggu, 24 Oktober 2010

Massa pasif dan massa aktif

Massa aktif yang disebut dengan mob terbentuk karena telah adanya tindakan-tindakan nyata, misalnya demonstrasi, perkelahian massal, dsb
Massa aktif adalah kerumunanan (Crowds) yang emosional yang cenderung melakukan kekerasan/penyimpangan (violence) dan tindakan destruktif. Umumnya mereka melakukan tindakan melawan tatanan sosial yang ada secara langsung. Hal ini muncul karena adanya rasa ketidakpuasan, ketidakadilan, frustrasi, adanya perasaan dicederai oleh institusi yang telah mapan atau lebih tinggi. Bila mob ini dalam skala besar, maka bentuknya menjadi kerusuhan massa. Mereka melakukan pengrusakan fasilitas umum dan apapun yang dipandang menjadi sasaran kemarahanannya.

Menurut Mc Laughlin, paling tidak ada 3 kondisi yang melatarbelakangi, yaitu:
• adanya problem yang cukup serius
• upaya penyelesaian problem yang tertunda
• adanya keyakinan dalam kelompok massa bahwa problem harus diselesaikan

Faktor-faktor yang menyebabkan massa aktif :
• perasaan tidak puas
→ bertukar pikiran → ide baru → perbuatan yang selalu diulang → jika sudah matang ‘massa’
• tekanan jiwa masyarakat → memuncak dan meledak


Massa pasif yang disebut dengan audience adalah kumpulan orang-orang yang belum melakukan tindakan nyata, misalnya orang-orang berkumpul untuk mendengarkan ceramah, menonton sepakbola, dll
Mengenai audience ini banyak sarjana yang menyamakan dengan publik. Seorang sarjana
bernama La Pierre & Farnsworth membedakan dan membandingkan audience dengan publik.
Publik menunjukkan sejumlah orang yang berada dalam situasi kontak jauh atau interaksi, terjadi secara tidak langsung yang biasanya melalui media massa. Hal ini sama dengan pendapat Soerjono Soekamto SH, MA.

Sedangkan audience berada dalam situasi kontak langsung dan tidak langsung tersebut
terutama dalam peninjauan ilmu komunikasi membawa perbedaan dalam ciri-ciri maupun dalam komunikasi antara komunikator dan komunikan.
Dengan demikian apabila kita kurang waspada memang cukup membingungkan antara
audience dengan massa yang terlihat, antara publik dengan massa yang tak terlihat.
Ditinjau dari kepentingan komunikasi, penguasaan tehadap publik yang jumlahnya begitu besar dan tidak terbatas itu lebih sukar daripada penguasaan terhadap audience. Feedback atau arus balik atau umpan balik pada waktu berhadapan secara langsung dengan audience dapat segera diketahui, sedangkan umpan balik dari publik tidak dapat segera diketahuileh komnikator.

Dalam pratek pendapat La Pierre & Farnswort tersebut diatas tidak banyak dipakai sebab kebanyakan oang menyebut pembaca surat kabar, pendengar siaran radio atau pirsawan televisi sebagai audience, sedangkan para penonton yang berada dalam kontak langsung juga sering disebut sebagai audience pula. Namun demkian sebagai orang yang mempelajari ilmu komunikasi kita harus dapat membedakan berbagai istilah yang dalam masyarakat sering dicampuradukkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar